Beras: Pilar Utama Ketahanan Pangan dan Ekonomi Indonesia
Beras telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak ribuan tahun lalu. Padi diperkirakan pertama kali dibudidayakan di wilayah Nusantara sekitar 3000 SM dan sejak saat itu, teknik pertanian padi telah berkembang pesat di seluruh kepulauan Indonesia. Beras bukan hanya merupakan makanan pokok, tetapi juga menjadi simbol kemakmuran dan kesejahteraan yang mendalam dalam berbagai tradisi dan upacara adat masyarakat Indonesia.
Sebagai salah satu negara penghasil beras terbesar di dunia, Indonesia menempati posisi keempat setelah China, India, dan Bangladesh. Produksi beras nasional Indonesia terkonsentrasi terutama di pulau-pulau utama seperti Jawa, Sumatra, dan Sulawesi, di mana kondisi iklim dan tanah sangat mendukung pertumbuhan padi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia dalam 6 tahun terakhir berkisar di angka 30 juta ton beras per tahun, Lebih rinci lihat grafik dibawah.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2018 produksi beras nasional mengalami penurunan signifikan sebesar 1,39% dan pada tahun berikutnya stagnan di angka 31 juta ton/tahun, diperkirakan penurunan juga akan terjadi di tahun 2024. Meskipun saat ini Indonesia masih menjadi salah satu produsen beras terbesar di dunia, namun penurunan produksi yang telah terjadi selama 10 tahun terakhir merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh petani, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat, karena hal ini akan berdampak pada kestabilan pangan nasional.
Mengatasi masalah penurunan produksi beras tidaklah ringan, degradasi lahan, masalah infrastruktur, perubahan iklim dan efek el nino yang berkepanjangan sering kali mempengaruhi hasil panen dan kestabilan produksi beras. Dengan populasi yang terus berkembang dan ketergantungan yang tinggi pada beras sebagai makanan pokok, upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui teknologi pertanian dan dukungan pemerintah sangat penting. Melalui inovasi dan perbaikan berkelanjutan, diharapkan Indonesia dapat terus memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya dan menjaga peran penting beras dalam kehidupan sehari-hari serta kesejahteraan ekonomi bangsa.
Komitmen BiOWiSH Technologies untuk pertanian dunia
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas pertanian secara global, BiOWiSH Technologies berkomitmen untuk mendukung petani yang menghadapi berbagai tantangan agrikultur. Melalui penelitian intensif di sejumlah negara Asia, seperti di Provinsi Hunan dan Heilongjiang di China, pupuk yang menganduk teknologi HoloGene 3™ berhasil meningkatkan hasil panen padi masing-masing sebesar 10.6% dan 10.5%. Selain itu, penelitian di Vietnam, termasuk di Provinsi An Giang, juga menunjukkan peningkatan hasil yang signifikan.
Grafik di bawah ini menggambarkan hasil uji coba padi secara global untuk BiOWiSH. Grafik tersebut menunjukkan bahwa peningkat produktivitas pupuk biologis kami secara konsisten meningkatkan hasil panen padi, dengan tingkat keberhasilan sebesar 87,0% dan peningkatan hasil panen rata-rata sebesar 9,9%. Interval kepercayaan 90% menunjukkan bahwa peningkatan hasil ini berkisar antara 7,8% hingga 12,1% pada 90% uji coba, yang membuktikan efektivitas produk ini dalam meningkatkan produktivitas padi di berbagai lokasi dan kondisi.
Penelitian dan percobaan di berbagai negara ini membuktikan bahwa produk peningkat pupuk iologis kami dapat secara konsisten meningkatkan potensi hasil panen di berbagai wilayah dengan kondisi iklim dan jenis tanah yang berbeda, bahkan dengan pengurangan penggunaan pupuk. Tujuan BiOWSH Technologies adalah membantu para petani untuk terus meningkatkan keuntungan dan produksi padi, sehingga ketahanan pangan nasional tetap terjaga dan Indonesia mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu produsen beras terbesar di dunia.